Masyarakat Nagari Se-Sumatera Barat Dukung Penuh “Program Mahasiswa Membangun Desa” Kampus Merdeka

Masyarakat Nagari Se-Sumatera Barat Dukung Penuh “Program Mahasiswa Membangun Desa” Kampus Merdeka

————————–

Nagari Pasaman Barat Rangkul PNP Untuk Realisasikan 128 Milyar dan Kembangkan 19 Nagari Menjadi 91 Desa

 

PNP News. Masyarakat nagari dan desa di Sumatera Barat mendukung penuh “Program Mahasiswa Membangun Desa dalam Kampus Merdeka”, rancangan kolaborasi Kemendes, Kemdikbud, dan Pertides.

 

Hal itu mengemuka dalam 2 event berbeda: “Kunjungan Kerja Seluruh Walinagari Pasaman Barat ke PNP” dan “FGD Kampus Merdeka: Merdeka Belajar Bagi Mahasiswa” bersama Dirjen Dikti Kemendikbud, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D., di dua perguruan tinggi negeri di Kampus Limau Manis, Padang, 28 Februari 2020 dan 5 Maret 2020.

Dalam FGD yang diselenggarakan di Convention Hall Unand, 5 Maret 2020, Dirjen Dikti Kemendikbud Nizam memaparkan program membangun desa yang direncanakan 2 gelombang (Januari-Juni dan Juli-Desember) setiap tahun. Meskipun demikian, perguruan tinggi menurutnya juga dapat menyusun program mahasiswa membangun desa dengan mengintegrasikan KKN dengan mata kuliah dan kecakapan lain yang dibutuhkan mahasiswa sehingga bobot kegiatan setara 20 SKS, jelasnya.

 

Mekanisme Program Bangun Desa Kampus Merdeka

Prosedur pelaksanaan Program Bangun Desa ini terang Nizam, diawali pendaftaran mahasiswa peserta ke perguruan tinggi masing-masing, mengikuti pembekalan dan pembimbingan oleh dosen dan pembimbing lapangan (petugas penyuluh lapangan dari Kemendes).

 

 

Prof.Ir.Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D., disambut Panitia dan Dewan Penyantun PNP di BIM

 

Dari sisi tugas dan kewajiban masing-masing lembaga, Kemendes memberikan dana desa, data dan informasi yang relevan sekaligus menyediakan tenaga penyuluh lapangan dan pendamping dana desa. Dana CSR dan sumber pendanaan lainnya dibutuhkan untuk mobilisasi, logistic dan akomodasi mahasiswa. Radius desa sasaran dengan kampus dirancang 200 km. Di sisi lain, perguruan tinggi menyiapkan keberangkatan mahasiswa, menugaskan dosen pembimbing selama mengikuti program, memantau dan menilai capaian mahasiswa selama program. Sebaliknya, mahasiswa melaporkan kegiatan secara periodik. Di akhir kegiatan, mahasiswa membuat karya tulis (sebagai tugas akhir), atau karya lainnya (design sarana-prasarana, rekayasa sosial, dsb) yang secara keseluruhan dapat disetarakan dengan 20 SKS.

 

Tak Ingin Dana Desa Hanya Habis Untuk Sosialisasi dan Bagi-Bagi Duit

Nizam melaporkan, 78 ribu desa saat ini menerima kucuran dana desa, termasuk 27 ribu desa yang masih dikategorikan desa tertinggal. Pemerintah melalui Kemendes menyalurkan dana desa 1 Milyar per desa. Sehubungan dengan itu, Kabupaten Pasaman Barat yang terkenal karena kucuran dana desanya termahal senusantara (total 128 Milyar pada 2020 ini) siap mengembangkan 19 nagari atau desanya menjadi 91 desa atau nagari. Tidak mau berakhir sia-sia, kesembilan belas walinagari ini membuka kerjasama dan kemitraan dengan perguruan tinggi yang ada, terutama perguruan tinggi vokasi, seperti Politeknik Negeri Padang.

“Kami tidak ingin dana kami habis untuk seminar dan sosialisasi saja yang mulainya jam 10 dan berakhir setelah shalat Zuhur dengan bagi-bagi duit Rp. 100.000, ungkap Etris Dsem, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Nagari, di Kampus Politeknik Negeri Padang, Rabu, 26 Februari 2020. Etris Dsem mengaku, dana desa minimal yang diterima nagari di Kecamatan Pasaman Barat minimal 4,7 Milyar dan tertinggi lebih dari 14 Milyar.

Di sisi lain, Nizam menilai, efektifitas penggunaan dana desa untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi masih perlu ditingkatkan. Sehubungan dengan itu, kehadiran mahasiswa selama 6-12 bulan dapat mendampingi perencanaan program, mulai dari kajian

potensi desa, masalah dan tantangan pembangunan di desa, menyusun prioritas pembangunan, merancang program, mendesain sarana dan prasarana, memberdayakan masyarakat, bumdes, mensupervisi pembangunan, hingga monitoring dan evaluasi.

 

Program 1 Semester di Desa

Di sisi lain, Rektor Unand, Prof. Prof. Dr. Yuliandri, S.H., M.H., menyinggung, dalam “Program Kampus Merdeka: Merdeka Belajar”, mahasiswa memiliki hak belajar 3 semester di luar Prodi. Dicontohkannya, 1 semester mahasiswa Teknik Elektro bisa belajar Hubungan Internasional di FISIP dan 2 semester lagi di luar kampus. Belajar di luar kampus, selama ini dikenal dengan istilah Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan magang yang waktunya lebih singkat dari KKN.

“Bentuk program 2 semester ini di antaranya magang atau praktik kerja, proyek di desa, mengajar di sekolah, pertukaran pelajar, penelitian, kegiatan wirausaha, studi atau proyek independen dan proyek kemanusiaan,” jelasnya.

Dr. Yuhefizar, S.Kom, M.Kom, Kepala Pusat Pengembangan dan Pembangunan Desa/Nagari PNP (P3D-PNP) menawarkan berbagai macam program kerjasama yang bisa dijalin bersama nagari. Salah satu program andalan PNP adalah penerapan teknologi tepat guna dan pelatihan teknis, seperti teknisi alat berat selama 21 hari, karena pasaman barat memiliki lahan yang luas.

Diskusi antara Walinagari, Kepala Bamus dan pimpinan PNP berkembang sampai pada pembahasan teknis kebutuhan di nagari, mulai dari pembuatan website, digitalisasi data, pembuatan aplikasi perkantoran yang bertujuan untuk mempermudah warga dalam pengurusan surat-surat sampai desain Rancangan Anggaran Belanja (RAB).

Kepala Dinas PPM Etris mengeluhkan sangat terbatasnya SDM di nagarinya, terutama dalam masalah desain dan RAB. Karenanya sampai pertemuan itu laporan pemakaian APBN 2020 belum juga selesai. Kalaupun PNP tidak mengajarkan bagaimana caranya mendesain, setidaknya perangkat desa atau nagarinya bisa membaca RAB.

Wali Nagari Air Bangis, Efif Syahrial menjelaskan 1 desanya harus menangani 30 kegiatan, sementara Kasi Kesranya tidak memiliki pengalaman di bidang keteknikan, bukan insinyur atau sarjana teknik sipil, cuma belajar secara otodidak.

Keluhan dari wali nagari lainnya adalah bagaimana menyesuaikan tawaran Diklat dari PNP yang tidak sesuai dengan proposal pembangunan yang mereka ajukan dulu, termasuk besaran anggarannya. Selain itu juga kiat untuk mendapatkan alat berat untuk mengolah perkebunan yang relatif mahal dan terwakilinya 1 nagari dalam Diklat yang diikuti.

Kegiatan FGD di Convention Hall Unand dipandu oleh Wakil Rektor I Universitas Andalas Prof. Dr. Mansyurdin, MS. Peserta yang hadir terdiri dari unsur pemerintahan, masyarakat, perusahaan dan industri, termasuk unsur penegak hukum, serta akademisi.

Sementara itu, kunjungan kerja seluruh walinagari di Pasaman Barat yang juga diikuti oleh aparat Kecamatan dan Kabupaten terkait ke PNP diakhiri dengan visitasi ke Labor dan bengkel kampus oranye ini.

 

d®amlis

Fotografer: Naswiradianto